Minggu, 15 Desember 2013

teks pidato dengan thema ”Refleksi Pendidikan: Menyongsong Masa Depan Pendidikan”>Pendidikan yang berintegritas

assalamu'alaikum sahabat muda sekalian..
ini aku mau berbagi pengalan sat mengikuti lomba pidato dengan thema Refleksi pendidikan : menyongsong masadepan pendidikan yang aku beri judul "pendidikan yang berintegritas"
hemm.. menarik menurutku berbicara didepan banyak orang disitulah ada tantangan tersendiri menurutku..
hehe.. dak dik duk gminana gitu..
yok simak teks yang aku buat sendiri moga bermanfaat..
Pendidikan yang berintegritas
Oleh: Ahmad Soim
 Assalamu'alikum wr..wb

mokodimah.. (bhas arab maf gak tak tulis)
 tak ada kata yang patut saya ucapkan melainkan puji dan syukur kehadirat Allah tuhan semesta alam,yang atas limpahan karunia dan hidayahnya kita semua masih diberi kesepatan berkumpul dalam majlis ini dalm keadaan shehat..
 sholawat beriringkan salam semoga tercurah kepada jujungan kita nabi besar Muhammad SAW, nabi pendobrak zaman, dari zaman yang biadab menuju yang beradab,
semoga kita semua dapat menjadi umatnya yang bisa mengikuti jejak-jejal beliu .. aminnnn...

            Prof. Yohanes Surya PhD. Pernah berkata : Carikan aku anak yang paling bodoh, beliau ini mampu membawa anak papua yang tidak naik kelas 4 kali dan duduk di bangku 2 SD mennjuarai olimpiade matematika tingkat nasional dan lomba membuat robot. Dan yang lebih menarik lagi kata-katanya  adalah :”tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya anak yang tidak mendapat kesempatan belajar dari guru yang baik dan metode yang benar.”Dari pengalan cerita tersebut bahwa intelektual manusia dapat di bentuk dengan mudah. Kita lihat relita pendidikan di Indonesia sekarang ini sudah banyak orang yang otaknya jenius-jenius tetapi saking pinternya malah geblinger.
            Coba saya Tanya Negara mana yang paling kaya akan budayanya?
Negara mana yang paling besar lautnya besar hutannya?
Negara mana yang paling besar penduduk islamnya?
Negara mana yang  paling banyak korupsinaya??
“Indonesia” jawabya.
            Meminjam istilah Ki Hajar Dewantara yang terkenal dan sering terlupakan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Semboyan tersebut mempunyai arti mendalam. Bagaimana tidak, jika semua elemen pendidikan mampu memposisikan diri menjadi garda terdepan dalam menjadi teladan yang postif, yang ditengah mampu menciptakan peluang untuk berprakarsa, kemudian yang dibelakang memberikan dorongan yang postif.  Jika ketiga ini bisa bersatu padu tentunya akan menghasilkan karakter postif dan membentuk sebuah peradaban pendidikan yang bersinergi.
            Kebanyakan sekarang  pendidikan hanya sebagai ajang mencari gelar,bayak sarjana-sarjana yang menganggur,banyak pula guru-guru yang tidak berwibawa dan hilang kewibawaannya  akhirnya hanya menjadi olok-olok muridnya,guru yang benar adalah berkata yang benar dan juga bertindak yang benar antara hati dan perkataanya sama. Dalam hati ada kopi maka keluar lah dari mulutnya kopi. Ungkapan senonoh yang mngatakan “guru kencing berdiri murid kencing berlari”  yang lebih parah lagi sekarang adalah guru kencing berlari bagaimana dengan muridnya??
            Di zaman yang melinium ini di butuhkan  manusia yang cerdas dan juga berintegritas. Inilah refeleksi dari  menyongsong masa depan pendidikan .Pendidikan merupakan kunci utama dan merupakan cermin baik buruknya sebuah bangsa. Guru tidak hanya mengajar tapi juga mendidik tidak sekedar hanya berorientasi pada restasi tapi juga budi pekerti. Tengoklah kebelakang siapa kita?? Kita adalah bangsa Indonesia yang memiliki budi pekerti luhur,jangan sampai sifat itu tergerus dan hilang tersapu gelombang globalisasi, matangkan dulu menjadi orang Indonesia kemudian bolehlah kita berguru ke barat,bukankah nabi kita muhhammad sudah mengatakan jauh-juah hari  dalam hadisnya..
قال النبي ص م: إِنَّمَا بُعِثْتُ لاُتَمِّمَ مَكَارِمَ الاَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus, (tiada lain, kecuali) supaya menyempurnakan akhlak yang mulia”.


            Masa depan bangsa ini berada  di pundak anda semua. Jadikan pendidikan sebagai agen perubahan yang tidak hanya sekedar mencerdaskan otak akan tetapi juga membangun jiwa, yang seperti tertuang di lagu Indonesiaraya Bangunlah  jiwanya kemudian bangunlah badanya”

sekian dari saya banyak kekurangan mohon maaf ..
wassalamu'alaikum wr.wb.

tambahan:
perhatikan intonasi,mimik wajah dan interaksi dengan audien itu sangat penting,, menurutku..
  *) jangan takut untuk mencoba
 

Tidak ada komentar: